Kutacane, KBBAceh.news | Kualitas maupun mutu pengerjaan proyek hibah BNPB Pusat Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) tembok penahan tebing di wilayah Sungai Desa Alas Melancar Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) dipertanyakan. Pasalnya proyek hibah dari BNPB Pusat yang bernilai miliaran rupiah yang sudah dikerjakan pihak rekanan atau kontaktor itu seperti nya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis pengerjaan dan dipertanyakan warga setempat.
Pantauan KBBAceh.news dilokasi proyek pada Sabtu, 16 Oktober 2023 terlihat beberapa item pekerjaan masih terbengkalai dan tidak dikerjakan oleh rekanan. Kemudian tanggul material yang berada di depan bangunan tembok juga tidak diratakan lagi. Sehingga jika debit air sungai Alas meningkat, maka akan mengancam pemukiman penduduk dan meluluh lantakkan lahan pertanian masyarakat. Karena disebabkan derasnya arus sungai Alas yang tidak terarah lagi.
Salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya kepada pihak media menyebutkan bahwa beberapa item pekerjaan belum diselesaikan atau tidak dikerjakan rekanan. Seperti pelurusan sungai Alas, normalisasi sungai disepanjang bantaran sungai Alas dan pembuatan jalan disamping bangunan tembok proyek takkunjung di kerjakan rekanan. Ujar warga.
Menurut informasi yang dihimpun bahwa besarnya anggaran pengerjaan proyek rehabilitasi dan rekonstruksi (RR) itu mencapai Miliyaran rupiah. Pada saat awak media meninjau ke lokasi proyek tidak terlihat papan informasi.
Hal ini diduga sengaja tidak dipublikasikan untuk mengelabuhi masyarakat luas. Namun ironisnya bahwa proyek rehabilitasi dan rekonstruksi itu diduga menggunakan perusahaan numpang nama saja. Karena menurut sumber media ini proses untuk mendapatkan proyek adalah terjadinya dugaan jual beli.
Sementara itu ketua Lsm Gepmat Agara, Faisal Kadri Dube S Sos, terkait pengerjaan proyek rehabilitasi dan rekonstruksi itu angkat bicara, dirinya sangat menyanyang kan terhadap pihak rekanan atau kontaktor yang mengerjakan proyek ini yang tidak menempelkan papan informasi.
Menurut pengamatan saya, bahwa diduga pengerjaan proyek ini pihak rekanan mengerjakan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis pengerjaan. Karena banyak terlihat kejanggalan seperti kualitas pengerjaan pondasi dasar. Adukan semen dan pasir menggunakan semen merek kualitas rendah. Kemudian tembok penahan tebing sungai Alas yang sudah di bangun semakin kehilir semakin rendah
Sehingga kita menduga bahwa pengerjaan proyek ini hanya untuk meraup keuntungan secara pribadi maupun kelompok dan golongan tertentu saja. Tandas Faisal Kadri Dube S Sos.
Untuk itu kita berharap kepada pihak aparat penegak hukum untuk secepatnya bisa mengusut tuntas pengerjaan proyek rehabilitasi dan rekonstruksi hibah BNPB-pusat itu. Seperti kualitas pengerjaan pondasi dasar dan beton. Kemudian sistem pemasangan ikatan besi tembok dan panjang volume pekerjaan proyek yang kita duga ada kekurangan volume.
Selanjutnya Faisal Kadri Dube menambahkan, bahwa tak pelak pengerjaan proyek rehabilitasi dan rekonstruksi ini diduga lemahnya pengawasan dari konsultan pengawasan maupun PPTK dari pihak BPBD kabupaten Aceh Tenggara. Sehingga kita sangat menyayangkan sikap dari pihak terkait.
Sampai berita ini ditulis pihak media masih tetap berupaya untuk melakukan konfirmasi kepada pihak PPK.[Hidayat]