Tapaktuan, KBBACEH.news – Nelayan tradisional di Aceh Selatan keluhkan minimnya pemberdayaan terhadap nelayan dan langkanya BBM bersubsidi jenis solar di kabupaten tersebut, dengan kondisi alat tangkap seadanya dan minim pemberdayaan, nelayan tradisional di Aceh Selatan terus rutinitas melautnya walaupun hasil tangkapan yang kurang memadai.
Selain minimnya alat tangkap dan pemberdayaan terhadap nelayan tradisional oleh pemerintah terkait, kendala langkanya BBM bersubsidi juga menjadi momok bagi nelayan setempat.
Sehingga tak jarang untuk mendapatkan BBM bersubsidi khususnya solar, nelayan harus membeli di kios-kios eceran dan mobil-mobil pengecer sebab di SPBU dan SPBUN BBM tersebut tak dapat ditemukan.
Kabid pengelolaan Ekosistem Pesisir Dan Laut, DPD KNTI Aceh Selatan, Rusmadi,S.Pd mengatakan akibat dari kondisi itu, hasil tangkapan nelayan sangat berpengaruh ditengah gencarnya kampanye pemberdayaan nelayan di negara kesatuan republik Indonesia.
“Atas nama Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia DPD Aceh Selatan, kami meminta agar pemerintah menanggapi persoalan ini, andilnya pemerintah dalam memberdayakan, melindungi hak-hak nelayan tradisional harus segera direalisasikan demi terwujudnya cita-cita pembangunan yang merata di seluruh wilayah di negeri ini,” ucapnya, di Bakongan Timur, Kamis (16/12/2021).
Disamping itu, peran nelayan wanita harus diperhatikan pemerintah, dimana para nelayan wanita sangat berkontribusi dalam mengolah hasil tangkapan nelayan di Aceh Selatan
Terkait kelangkaan BBM bersubsidi jenis solar, Pihaknya meminta pemerintah kabupaten agar segera menindaklanjuti hal tersebut, pasalnya para nelayan sangat sulit untuk mendapatkan BBM selama tahun 2021 ini, Anehnya ketika solar di SPBU atau SPBUN langka, solar dipengecer dapat dengan mudah ditemukan namun dijual dengan harga yang relatif tinggi.(Red)