Akurat Mengabarkan - 06:01

Pahala dan Kesombongan: Sebuah Renungan By Dr. Khairuddin MA

Pahala dan Kesombongan: Sebuah Renungan By Dr. Khairuddin MA
  Akurat Mengabarkan
Penulis
|
Editor
Bagikan:

Tapaktuan, KBBAceh.news -Dalam hidup ini, sering kali kita terjebak dalam pemikiran bahwa amal baik yang kita lakukan sudah cukup untuk memenuhi kewajiban kita. Kita merasa sudah cukup berbuat baik dan mengharapkan pahala yang besar. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa pandangan seperti ini bisa menimbulkan kesombongan?

Bayangkan sebatang pohon yang tumbuh di tengah hutan. Pohon ini sudah berusaha keras untuk tumbuh tinggi dan menghasilkan banyak buah. Setiap kali dia menghasilkan buah, dia merasa bangga dan mulai berpikir, “Aku adalah pohon terbaik di hutan ini.” Namun tanpa disadari, dia telah lupa bahwa ada banyak pohon lain di sekitarnya yang juga berusaha tumbuh dan memberikan manfaat bagi lingkungan, seperti memberikan tempat tinggal bagi burung atau menyaring udara.

Ketika pohon tersebut hanya fokus pada dirinya sendiri dan kesuksesannya, dia mulai mengabaikan pentingnya memberikan kontribusi bagi hutan secara keseluruhan. Kesombongan ini membuat terasing dari komunitas pohon lainnya. Dia lupa bahwa setiap pohon memiliki keinginan masing-masing, dan bersama-sama mereka menciptakan ekosistem yang seimbang.

Analogi ini mengingatkan kita bahwa dalam beramal, kita tidak boleh hanya melihat pada hasil yang kita capai. Amal kita seharusnya bukan hanya untuk mendapatkan pahala, tetapi juga untuk memberi manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar kita. Ketika kita merasa sudah cukup, kita mungkin kehilangan kesempatan untuk belajar dan tumbuh lebih baik.

Sebagai manusia, kita harus menyadari bahwa perjalanan spiritual dan amal kita adalah proses yang tidak ada habisnya. Setiap amal yang kita lakukan, sekecil apa pun, adalah bagian dari upaya kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu, kita tidak hanya fokus pada pencapaian pribadi, tetapi juga berkontribusi untuk kebaikan bersama.

Ingat, kesombongan hanya akan menjauhkan kita dari makna sejati dari amal. Sebaliknya, kerendahan hati akan membuka jalan bagi kita untuk terus belajar, berbagi, dan tumbuh bersama. Mari kita berusaha untuk menjadi “pohon” yang tidak hanya bangga dengan buahnya, tetapi juga bersyukur dan berkontribusi untuk hutan yang lebih besar.

Dengan cara ini, kita tidak hanya mengejar pahala, tetapi juga menciptakan dampak positif yang bertahan lama dalam kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita. (Red)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar