Tapaktuan, KBBAceh.news – Sedimentasi atau pengendapan pencemaran bahan mineral kandungan tembaga yang mengendap di berbatuan dan batu karang serta bunga karang di dalam perairan laut pelabuhan Tapaktuan yang terlihat jelas dengan kasat mata atau mata telanjang adalah suatu pencemaran yang tidak dapat terbantahkan kenyataannya secara nyata pengecualian pencemaran ini tidak akan pernah terlihat oleh orang-orang yang telah menerima “Uang Sedekah” dari pihak perusahaan tambang sehingga si penerima sedekah ini bukan hanya Matanya yang Buta akan tetapi Hati merekapun sudah Mati “Khatamallahu Ala Qulubihim”
Kimo salah satu jenis kerang yang dilindungi juga terdapat di perairan pelabuhan Tapaktuan
Mirisnya di dalam perairan laut di dermaga Tapaktuan tersebut terdapat berbagai jenis terumbu Karang serta biota laut lainnya seperti kimo serta berbagai jenis ikan laut juga plankton.
Bahwa plankton adalah biota akuatik yang merupakan organisme mikrokopis sebagai penyedia utama oksigen dari mata rantai makanan ekosistem perairan
Berdasarkan UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bahwa :
“Barang Siapa Melakukan Perbuatan Pencemaran Lingkungan Hidup Diancam Hukuman Pidana Kurungan Penjara dan Membayar Denda (Memberikan Ganti Rugi) Secara Perdata pada Negara
Akan tetapi para Aparat Penegak Hukum serta DPRK Aceh Selatan Kesannya seperti melakukan pembiaran kasus pencemaran ini dengan bersikap “Diam Tutup Mata dan Tutup Telinga”
Sementara itu Zumardi salah seorang ketua perkumpulan selam Tapaktuan Diving Klub mengatakan, selama ini anggota Tapaktuan Diving Klub yang di bentuk oleh almarhum Mayfendri sering melakukan giat penanaman dan pelestarian terumbu karang di seputaran Pelabuhan Tapaktuan, jangan sampai gara-gara pencemaran dari limbah biji besi ini menghancurkan biota laut serta terumbu karang yang selama ini telah kami jaga dan kami lestarikan.
T.Sukandi For-PAS
