Aceh Tenggara, KBBAceh.news | Kalangan masyarakat menilai bahwa pihak PPK 35 Balai Perawatan Jalan Nasional (BPJN) III Aceh diduga tidak serius melaksanakan pekerjaan perawatan derainase yang terkesan pengerjaan asal -asalan saja. Padahal pemerintah pusat melalui anggaran APBN setiap tahun menggelontorkan dana untuk perawatan Jalan Nasional tersebut. Namun pada kenyataannya masih terdapat beberapa lokasi derainase (paret) tidak berfungsi dengan baik. Sehingga jika sedikit saja hujan mengguyur wilayah tersebut maka air meluap ke badan jalan nasional.
Berdasarkan pantauan media ini Sabtu (23/3/24) ke beberapa ruas-ruas derainase yang sudah dikerjakan oleh pihak BPJN III PPK 35 terlihat tumpukan material lumpur bekas galian menumpuk di berem jalan nasional. Sehingga tumpukan material tersebut sangat menggangu pengendara jalan. Kemudian pihak pekerja dalam melakukan pekerjaan, mereka tidak menggali material lumpur dan tanah, kerikil sampai derainase tidak sampai ke dasar. Makanya jika di amati pekerjaan terkesan hanya asal -asalan saja. Diduga hanya untuk meraup keuntungan secara pribadi maupun kelompok dan golongan tertentu.
Beberapa warga setempat kepada media ini menjelaskan bahwa pihak BPJN III PPK 35 terkesan kerap kali memilih lokasi yang mana lebih mudah untuk dikerjakan saja. Sedangkan volume pekerjaan tetap dihitung. Dan menurut kami berarti ini ada dugaan konspirasi. Karena ini mungkin lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dari pihak BPJN III Aceh PPK 35.
“Kami berharap kepada pihak BPJN III Aceh khususnya wilayah Aceh Tenggara, untuk secepatnya kembali mengangkat seluruh tumpukan material lumpur dan tanah yang sudah digali. Sebab ini sangat menggangu bagi kami termasuk para pejalan kaki. Ujar warga setempat.
“Pada sisi lain, kami selaku masyarakat sangat menyayangkan sikap para pekerja pihak BPJN. Karena kami melihat mereka tidak serius dalam melaksanakan penanganan derainase. Seharusnya mereka bekerja sesuai dengan fakta di lapangan, tidak memilih lokasi yang mana lebih mudah dikerjakan. Akan tetapi seharusnya lokasi yang mana dibutuhkan untuk dikerjakan. Sehingga tidak terkesan dalam bekerja mencari yang lebih mudah. Harap warga.
Amatan media ini, terlihat beberapa lokasi saluran drainase (paret) masih ada yang sudah parah tersumbat, namun sayangnya tidak dikerjakan atau abaikan saja.
Diberitakan sebelumnya bahwa BPJN III Aceh PPK 35 dalam melaksanakan pekerjaan perawatan derainase terkesan asal -asalan saja seperti diwilayah kecamatan Bambel, Bukit tusam, Lawe Sigala -gala dan Babul Makmur.
Sedangkan berdasarkan informasi adapun yang mengkoordinir semua pekerjaan perawatan derainase tersebut yakni saudara Dedi, dan anehnya saudara Dedi, merupakan tenaga lepas dan selaku Satpam, namun anehnya oknum tersebut dapat menguasai semua pekerjaan tersebut.
Seharusnya jika dia memang benar seorang tenaga Satpam tentunya dia berada di kantor saja dan tidak bisa merangkap pekerjaan lain. Bukan malah mengambil alih pekerjaan proyek perawatan saluran drainase, yang diduga sudah menyalahi tugas dan fungsi nya (tufoksi) selaku tenaga pengaman (satpam).
Sementara itu Jaya selaku PPK 35 BPJN III Aceh wilayah Aceh Tenggara dikonfirmasi lewat WhatsApp Sabtu (23/3/24) mengatakan, terkait pengerjaan derainase yang sudah selesai dikerjakan dibeberapa lokasi, akan terus menyelesaikan pekerjaan material galian tanah dan lumpur yang masih menumpuk, akan kita angkat dan kita bersihkan lagi.
“Kami akan terus mengevaluasi setiap pekerjaan yang sudah dikerjakan. Dan kami juga selalu siap menerima informasi dari teman media jika ada temuan kondisi drainase di lapangan. Singkatnya (Hidayat).