Tapaktuan, KBBACEH.news – Koordinator Forum Peduli Aceh Selatan (For-PAS) Teuku Sukandi menyatakan sejak ditinggalkan Dr. Muhammad Yasar S.TP M.Sc, kini keberadaan Poltas semakin tidak jelas.
“Bahkan, carut marutnya wajah lembaga pendidikan kebanggaan masyarakat Aceh Selatan ini semakin dirundung malang,” ungkap Teuku Sukandi dalam pernyataannya di Tapaktuan, Minggu (28/8/2022).
Hal ini, lanjutnya, dipicu arogansi Ketua Yayasan Politeknik Aceh Selatan (Yapoltas) yang diduga terlalu dominan dalam mengatur Poltas sehingga membuat Poltas semakin tidak teratur.
“Diantarnya dengan terpaksa saya kemukakan data berdasarkan fakta tentang utang Poltas yang mesti mereka lunasi,” bebernya.
Seperti surat peringatan tagihan berbagai rekening sudah menumpuk di meja manajemen Poltas yang kewajiban ini mesti dilunasi.
“Tagihan itu yakni, tagihan Telkom/Speedy menunggak, air PDAM menunggak, tagihan Siakad Cloud menunggak, dan tagihan BPJS Ketenaga Kerjaan juga menunggak,” paparnya.
Selain itu, uang penelitian, karena tidak habis terpakai juga mesti di kembalikan ke Kas Negara, sejumlah Rp. 15 Juta dan uang tersebut masih ada di Rekening Manajemen Poltas.
“Tetapi tidak dapat di tarik karena belum ditanda tangani spesimen, bila ini di abaikan maka akan dapat menjadi temuan atas niat tidak baik penggelapan uang negara secara administrasi,” sebutnya.
Bukan itu saja, STPJM para dosen harus di tandatangani atas nama Direktur, dan ini juga terkendala karena Direktur tidak ada ditempat. Bahkan, perihal Direktur ini juga tidak ada kabar beritanya hilang senyap bak di telan bumi.
Konon lagi, informasi tentang Direktur ini tidak seorangpun yang tahu dari mulai Ketua Yayasan serta Wakil Direktur Poltas saja tidak mengetahui persis dimana posisi Direktur Poltas sekarang ini.
“Yang ada pihak terkait memberikan info di Media tentang isu pengunduran Direktur dengan respon yang tidak mendidik dan bodoh sepertinya semua mereka mengelak dengan dalih menggelitik,” ucapnya.
Justru mereka baik itu pihak Yapoltas maupun Poltas menyebut pengunduran diri Direktur itu belum ada faktanya karena tidak ada pengunduran diri sebagai bukti kongkritnya.
Padahal publik tidak perlu surat menyurat itu yang di perlukan masyarakat adalah sebuah penjelasan dari pihak terkait itu mesti logik dan rasional, masuk akal sehat dan dapat diterima pikiran waras.
“Maka berdasarkan alasan tersebutlah karena kepedulian saya pada Lembaga Pendidikan milik Pemkab yang nota benenya milik masyarakat Aceh Selatan ini saya sarankan kepada Pemkab untuk kesekian kalinya supaya tegas terhadap Yapoltas dan Poltas demi kebaikan semua pihak,” katanya.
Tetapi, tambahnya, jika keadaan ini belarut-larut semua pihak terkait masih bebal dan apatis juga, maka ia terpaksa akan membuka tentang dugaan pelanggaran pidana atas paket proyek tiang lampu listrik untuk jalan.
“Juga akan saya bongkar paket proyek Ketel Pabrik Minyak Nilam yang diduga di kerjakan Yapoltas, sebagai pelaksana sekaligus sipenerima fee paket proyeknya, diberita selanjutnya akan saya rinci secara detail, tegas, transparan dan akuntabel,” pungkasnya. (IS/Red).