Tapaktuan, KBBACEH.news – Lebih 100 sampel Swab asal Aceh Selatan dikabarkan segera dikirim ke Jakarta, hal itu dilakukan karena Litbangkes Aceh mengalami kendala habisnya Barang Habis Pakai.
Kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan terjadi eror hasil swab pada 100 lebih sampel asal Aceh Selatan, hal itu diduga dapat terjadi jika mekanisme yang ada tidak dilakukan dengan baik, Koordinator LSM LIBAS, Mayfendri menyampaikan kekhawatiran tersebut, menurutnya jika hasilnya error maka penyebaran virus Corona dapat diperkirakan tidak terkendali di Aceh Selatan.
“Kita khawatirkan hasilnya akan error, pasalnya pengambilan sampel tersebut sudah terlalu lama dari jadwal yang diharuskan, apalagi jika tidak disertai cara pengepakan, pengawasan dan pengiriman yang baik,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Plt. Kadiskes Aceh Selatan, Novi Rosmita membenarkan jika sampel Swab dikirim dengan menggunakan cool box ke Litbangkes Aceh untuk di lakukan pengujian.
“Sampel swab memang dikirim ke Litbangkes Aceh menggunakan cool Box namun setelah sampai di Litbangkes mereka masukkan dulu ke kulkas sebelum diperiksa satu persatu, jadi bukan di simpan begitu saja dalam coolbox, sehingga sampelnya tidak terurus dan beresiko error,” ucap Novi saat di konfirmasi awak media, Jum’at (7/8/2020).
Ia melanjutkan sebelum ada alat penguji Swab di Litbangkes Aceh mekanisme seperti ini juga telah dilakukan saat sampel Swab dikirim ke Jakarta.
“Dulu awal-awal juga sample dikirim ke Jakarta,” lanjutnya.
Novi menambahkan, semua prosedur dan mekanisme pengepakan, pengawasan dan pengiriman telah dilakukan dengan SOP, setiba di Litbangkes Aceh, SOP yang sama juga diterapkan.
“Jadi jika ada sampel yang rusak hingga menyebabkan hasil yang error maka Litbangkes Aceh juga akan segera menghubungi kita untuk mengambil sampel yang baru, ini semua dilakukan dengan memperhatikan SOP yang ada,” ucapnya.
Sementara itu, hingga saat ini pemerintah Aceh Selatan melalui dinas kesehatan juga sedang berupaya melalui pihak rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan secara madiri di Unsyiah terhadap tenaga medis yang menjadi kontak erat.
“Ini merupakan inisiatif kita untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19, terkait tehnisnya apakah alat akan dibeli atau bentuk kerjasama operasional (KSO) mungkin lebih jelas jawabnya sama pak direktur RSUDYA, hari ini tim tracking gabungan juga sudah turun ke kampung untuk pemeriksaan rapidtest terhadap kontak erat dan melakukan penyelidikan epidemiologi,” pungkasnya.(My/Red)