Tapaktuan, KBBACEHNews,- Hampir seratus persen permukaan sungai kemukiman Kualaba’u kecamatan Kluet Utara kabupaten Aceh Selatan ditutupi tanaman eceng gondok (Eichornia crasipes) yang tumbuh secara liar di sungai tersebut.
Akibatnya, sejumlah nelayan air tawar yang menggantungkan mata pencaharian di sungai tersebut terancam kehilangan tangkapan baik berupa ikan maupun udang yang menjadi penopang ekonominya.
Salah seorang nelayan air tawar, Sayed Habibi (34) mengatakan kondisi tersebut telah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu dan semakin tak terkendalikan.
“Tanaman ini sudah menjadi hama bagi kami nelayan air tawar, sebab perkembang-biakan ikan air tawar ataupun udang semakin menipis sehubungan kurangnya pasokan oksigen bagi ekosistem air akibat meluasnya area permukaan sungai yang ditutup eceng gondok,” ucapnya kepada KBBAcehNews, Sabtu (22/5/2021).
Ia melanjutkan, sebelumnya sungai kemukiman Kualaba’u sangat produktif dengan ekosistem air berupa ikan nila, gabus, lele, ikan tengas, belut, udang dan berbagai jenis keluarga ikan tawar lainnya yang menjadi sumber penghasilan bagi nelayan di kemukiman Kualaba’u.
“Lima puluh persen masyarakat kemukiman Kualaba’u adalah nelayan air tawar yang menggantungkan ekonominya di sungai ini, kondisi saat ini sangat berdampak bagi kami,” keluhnya.
Sayed menambahkan, di tengah situasi pandemi ini, ia berharap agar pemerintah kabupaten Aceh Selatan melalui pihak terkait dapat melakukan penanganan untuk mengendalikan tanaman eceng gondok yang tumbuh liar tersebut dalam rangka memulihkan kembali perkembangbiakan ekosistem air tawar yang berdampak pada pemulihan ekonomi masyarakat.
“Percaya atau tidak, pandemi Covid-19 telah berpengaruh langsung pada perekonomian masyarakat, semoga pemerintah Azam melalui program ketahanan pangannya dapat mengambil langkah untuk melakukan pemulihan ekonomi warga, seperti normalisasi atau pengendalian tanaman eceng gondok ini,” tandasnya.(SS)