Akurat Mengabarkan - 18:35

Terpisah Selama Enam Tahun Dari Keluarga,Dua Bocah Asal Agara Akhirnya Dipulangkan

Terpisah Selama Enam Tahun Dari Keluarga,Dua Bocah Asal Agara Akhirnya Dipulangkan
  Akurat Mengabarkan
Penulis
|
Editor
Bagikan:

KUTACANE, KBBAceh.news – Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara melalui Dinas Sosial setempat akhirnya berhasil mengembalikan dua bocah yang terpisah kurang lebih selama enam tahun lamanya dari sang ibu kandung.

Menurut keterangan ibunya, yang dikutip pernyataannya melalui Kadis Sosial Aceh Tenggara, Bahagia Wati, anak-anak itu terpisah dari orang tuanya, sejak kepergian ibunya sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Malaysia, enam tahun silam. Awalnya dititip kepada saudara angkat ibu dari anak tersebut, namun mirisnya kedua anak tersebut mengalami penelantaran sampai diserahkan ke panti asuhan Kristiani.

“Anak-anak itu sempat terlantar sebagai pemulung barang bekas di sekitaran Kota Kabanjahe, terjaring razia Satpol PP dan diserahkan kepada Dinas Sosial setempat, hingga diserahkan ke panti asuhan tersebut,” jelas Bahagia.

Bahagia melanjutkan, penjemputan anak pantai asuhan tersebut penuh dengan bantuan dari beberapa pihak, termasuk dari Ketua DPRD Kabupaten Karo, Iriani Br Tarigan, menurutnya dia dipercaya oleh Pj Bupati Aceh Tenggara, Drs. Syakir, M. Si, sebagai pendamping dari Dinas Sosial Aceh Tenggara dan melibatkan dari Ketua DPRK Aceh Tenggara, Denny Febrian Roza, hingga sampai dengan Ketua DPRD Kabupaten Karo.

“ Pj Bupati sangat antusias terhadap laporan dari warga kecil yang membutuhkan. Ini perlu untuk dicontoh bagi pemimpin-pemimpin Aceh Tenggara ke depan,” ucapnya.

Sementara Kepala Bidang Pelayanan Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Karo, Johan Ginting, menjelaskan penyerahan anak-anak itu dari Satpol PP, terjadi sekira empat tahun silam, namun karena tidak memiliki keluarga, lalu diserahkan ke panti asuhan.

“Saat itu, ada sekitar tujuh anak yang terlantar diserahkan oleh petugas Satpol PP, tiga diserahkan ke panti asuhan Muslim dan empat diserahkan ke panti asuhan Kristen. Sebelum diserahkan ke panti asuhan, terlebih dahulu ditanyai kepada anak-anak, mengenai anutan kepercayaan,” jelasnya.

“Karena mengaku sebagai umat Kristen, lalu anak-anak itu diserahkan ke Panti Asuhan Keluarga Bunga Bakung. Sejak itu anak-anak yang dimaksud sudah berada di panti asuhan tersebut,” jelasnya.

Selain Kadis Sosial Aceh Tenggara penjemputan ini juga melibatkan Direktur RSUD Kutacane, dr Bukhari Pinim, SpOG dan Ketua Pemuda Ansor Agara, Muhari Kasturi Desky.

Hadimah, ibu dari SR, 11 dan PZ, 8, warga Kecamatan Bambel, Aceh Tenggara, selaku orang tua dari kedua anak tersebut mengatakan keberadaan anaknya di panti asuhan tersebut, diketahui olehnya sejak empat tahun silam.

“Kami terpisah sejak saya berpergian sebagai TKW ke negeri jiran pada enam tahun lalu. Sebelum berpergian, saya menitipkan anak-anak kepada saudara angkat saya yang berada di Kota Kabanjahe. Dan selalu setiap bulan mengirimi belanja kepada mereka,” katanya.

Dikatakannya, kepergiannya sebagai TKW ke negeri Jiran, untuk mencukupi kebutuhan belanja anak-anak yang telah ditinggal suami (Almarhum). Saat itu, SR masih berusia lima tahun dan PZ berusia dua tahun.

“Namun belanja anak-anak, selalu saya kirimin. Selalu saya kirimkan senilai Rp.3 hingga 4 juta perbulan, namun setelah mengetahui anak-anak terlantar dan hingga masuk ke panti asuhan, kiriman belanja saya hentikan. Anak-anak diketahui tinggal di panti asuhan, atas laporan dari kerabat yang tinggal di Kota Medan, Sumatera Utara,” jelasnya.

Setelah bisa kembali dari negeri Jiran, kata dia, dirinya berupaya untuk melakukan penjemputan, namun terbentur dengan biaya dan administrasi dari pemerintah kabupaten, sehingga dirinya meminta bantuan kepada Pj Bupati Aceh Tenggara, melalui warga sekitar. “Saya ucapan banyak terima kasih kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial dan RSUD atas kebaikannya sehingga anak-anak bisa sama saya lagi,” sebutnya sambil menangis.[Hidayat/red]

Bagikan:

Tinggalkan Komentar