𝗞𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗥𝗲𝗻𝗰𝗮𝗻𝗮 𝗛𝗮𝗻𝗰𝘂𝗿, 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗜𝗺𝗮𝗻 𝗠𝗲𝗻𝗴𝘂𝗮𝘁

𝗞𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗥𝗲𝗻𝗰𝗮𝗻𝗮 𝗛𝗮𝗻𝗰𝘂𝗿, 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗜𝗺𝗮𝗻 𝗠𝗲𝗻𝗴𝘂𝗮𝘁
  Akurat Mengabarkan
Penulis
|
Editor
Bagikan:
By. Dr. Khairuddin, S.Ag., MA
KBBAceh.News | Tapaktuan – Setiap kita punya rencana. Ada yang tersusun rapi dalam jurnal, ada yang hanya terpatri dalam hati. Kita mengatur waktu, menyusun target, menetapkan langkah, dan berdoa agar semua berjalan sesuai garis yang kita buat sendiri.
Namun hidup tidak pernah benar-benar tunduk pada peta kita.
Terkadang, yang terjadi justru sebaliknya. Kita melangkah ke arah yang dirasa paling logis, tapi dihentikan oleh kejadian tak terduga. Kita mengejar peluang yang tampak cerah, tapi tiba-tiba lenyap. Kita membangun hubungan yang kita anggap akan abadi, tapi justru hancur di tengah jalan.
Rencana kita runtuh. Tapi… anehnya, justru di situlah iman mulai tumbuh.
Ada luka-luka yang tidak menyenangkan, tapi sangat menyadarkan di saat rencana gagal, kita mulai belajar bahwa kekuatan kita terbatas. Bahwa hidup ini tidak bisa dikendalikan penuh oleh kehendak pribadi. Dan bahwa Allah benar-benar Pemilik Takdir.
Kita mulai kembali ke sajadah, bukan lagi untuk meminta apa yang kita mau, tapi untuk bertanya: “Apa yang Engkau inginkan dariku, ya Rabb?” Di situlah awal dari kebangkitan iman.
Bukan karena semuanya baik-baik saja, tapi karena kita memilih percaya meski keadaan tidak sesuai harapan.
Allah berfirman:
وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Ayat ini bukan sekadar penghibur. Ia adalah penuntun.
Kita tidak dituntut untuk selalu suka dengan apa yang Allah tetapkan. Tapi kita diajari untuk percaya, bahwa di balik yang tidak kita suka, ada hikmah yang sedang bekerja. Ada pelajaran yang sedang menguatkan jiwa.
Dan yang paling indah: Allah tidak hanya mengganti rencana kita yang gagal, tapi mengganti hati kita yang dulu terlalu bergantung pada rencana itu.
Iman terbaik bukan dibentuk saat semuanya berjalan lancar. Iman terbaik justru dibangun saat kita menghadapi badai, tapi tetap memilih berpegang pada-Nya, Kita mulai berkata: “Aku tidak tahu kenapa ini terjadi. Tapi aku yakin, Engkau tidak akan sia-siakan luka ini.”
Iman itu seperti akar pohon. Ia tumbuh lebih dalam justru ketika tanahnya diguncang. Maka saat hidup terguncang, jangan buru-buru menganggap semuanya hancur. Bisa jadi, itulah cara Allah menumbuhkan imanmu ke kedalaman yang lebih hakiki.
Saudaraku…
Rencana boleh hancur, tapi kepercayaan kepada Allah jangan ikut runtuh.
Karena bisa jadi, Allah tidak ingin membiarkan kita sukses dalam sesuatu yang salah. Bisa jadi, Allah tidak sedang menghancurkan hidup kita—tapi sedang menyelamatkan kita dari sesuatu yang tidak kita tahu bahayanya.
Dan ketika kita bersujud setelah gagal, menangis dalam doa, dan tetap berkata “Aku percaya pada-Mu ya Allah”—itulah kemenangan yang sesungguhnya.
“Yang patah bukan hidupku, tapi rencanaku. Dan yang tumbuh setelah itu… adalah kepercayaanku kepada Allah.”
Bagikan:

Tinggalkan Komentar

error: Jangan Suka Copy Punya Orang, Jadilah Manusia Yang Kreatif!!