๐—จ๐—บ๐˜‚๐—ฟ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ง๐—ฎ๐—ธ ๐—ž๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—น๐—ถ

๐—จ๐—บ๐˜‚๐—ฟ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ง๐—ฎ๐—ธ ๐—ž๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—น๐—ถ
Gambar Ilustrasi  Akurat Mengabarkan
Penulis
|
Editor
Bagikan:

By Dr. Khairuddin, S. Ag, MA

KBBAceh.News | Tapaktuan, – Waktu tidak pernah menoleh ke belakang. Umur yang telah kita lewati tak bisa dibeli, diganti, atau diulang. Setiap detik adalah peluang; namun sayangnya, banyak yang menyia-nyiakannya, seolah umur adalah modal yang tak habis.

Berapa banyak orang hidup dalam kesempitan bukan karena takdir, tetapi karena waktu kerja yang disia-siakan. Berapa banyak pula yang hidup dalam ketidaktahuan karena waktu belajar yang dilalaikan. Umur adalah karunia, dan menyia-nyiakannya adalah kehilangan terbesar dalam hidup.

Bayangkan setiap hari kita diberi 86.400 detik, dan semuanya harus digunakan hari itu juga. Bila untuk uang kita berhati-hati, mengapa terhadap waktu kita begitu sembrono?

Satu hari lalai bisa berarti satu impian gagal, satu amal tertunda, dan satu tanggung jawab terbengkalai. Maka, gunakanlah umur dengan kesadaran, sebab bukan panjangnya umur yang penting, tetapi nilainya dalam kebaikan.

Maka, mulai hari ini, mari kita tatap waktu dengan kesadaran. Gunakan umur yang tersisa seakan kita diberi amanah besar yang harus dipertanggungjawabkan. Jangan biarkan detik-detik itu menguap tanpa makna. Jadikan umur bukan sekadar angka, tapi kisah tentang perjuangan, kebermanfaatan, dan kebajikan.

Karena pada akhirnya, bukan panjangnya umur yang menentukan, tapi bagaimana ia digunakan.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar