Kutacane KBBNews.aceh | Banyaknya keluhan masyarakat kabupaten Aceh Tenggara atas lambannya kinerja pihak personil Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Aceh (BPJN) Aceh wilayah III Kutacane batas Sumatra Utara (Sumut) untuk itu kita meminta melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 35 BPJN Aceh, Teuku Munawar, mencopot Korlap dan Penilik. Karena mereka dalam menjalankan tugasnya tudak profesional dan responsif.
Demikian diungkapkan oleh anggota Komisi C DPRK Agara, Gabe Maratua Tambunan SE kepada kbbnews.aceh Sabtu 26 Desember 2023 di Kutacane.
Foto Jalan Negara yang di selimuti lumpur pasca banjir
Hal tersebut mengingat, bahwa banyaknya keluhan masyarakat kita terhadap kondisi Jalan alan Nasional Kutacane batas Sumatra Utara. Karena beberapa ruas jalan nasional Kutacane terjadi genangan air yang tidak ada derainase. Sehingga air menggenangi badan jalan nasional. Kemudian selain adanya genangan air. Hak lainnya juga ada beberapa ruas-ruas jalan nasional masih tertimbun lumpur. Hal ini sangat menganggu aktivitas masyarakat. Apalagi sebagian masyarakat kita ada yang berprofesi pedagang. Ujarnya
Sehingga mereka sebagai Korlap dan tidak layak lagi di pertahankan di PPK 35 BPJN III Aceh. Seharusnya mereka selaku petugas lapangan harus sering terjun ke lapangan untuk melihat kondisi jalan nasional. Namun sayangnya mereka malahan saya dengar khabar seringkali tidak berada di Aceh Tenggara sebagai tempat wilayah kerja mereka.
Gabe Maratua Tambunan, menambahkan padahal setiap tahun biaya perawatan Jalan Nasional Kutacane batas Sumatra Utara nominalnya mencapai puluhan milyar rupiah. Akan tetapi kita melihat masih terdapat banyaknya ruas jalan Nasional di Kabupaten Aceh Tenggara yang lubang dan tidak mempunyai pembuangan air (derainase). Artinya pihak Korlap dan Penilik tidak bekerja profesional dalam merencanakan pembuatan derainase jalan yang dibutuhkan.
“Akibat kurangnya pengawasan dari tenaga Korlap dan Penilik BPJN III Aceh. Sehingga saat musim hujan tiba sejumlah ruas-ruas jalan tergenang air. Ironisnya beberapa ruas jalan nasional yang digenangi air. Pihak Korlap BPJN tidak memasang rambu rambu lalulintas untuk menghindari terjadinya angka kecelakaan pengendara.
Sebab jika musim penghujan tiba, sebagian kondisi jalan nasional licin dan pengendara gampang terjatuh. Kemudian jika kondisi cuaca siang hari panas. Maka debu dari badan jalan berterbangan. Seharusnya mereka selaku petugas lapangan seharusnya respek dan fokus.
Sekali lagi kita minta kepada pihak BPJN Aceh, untuk secepatnya bisa mengevaluasi kinerja Korlapnya khususnya di Aceh Tenggara. Dan bila perlu copot saja. Harap Gabe.
Sedangkan berdasarkan laporan dari masyarakat desa Purwodadi kecamatan Badar kabupaten Aceh Tenggara, terkait adanya guyuran hujan deras semalam, membuat ruas jalan nasional di penuhi lumpur dan material kerikil. Namun dalam pembersihan material kerikil dan lumpur ini, terpaksa kami sendiri yang membersihkan nya. Karena jika kita harapkan pihak personil BPJN III Aceh mungkin sampai saat ini mereka tidak muncul-muncul. Karena daerah tempat jualan kami ini merupakan langganan banjir.
Sebab gorong -gorong yang ada di badan jalan tersumbat sudah lama sekali. Akan tetapi pihak BPJN tidak pernah memperbaikinya. Bahkan setiap hujan kami harus punya inisiatif sendiri. Karena lokasi ini adalah lahan berjualan untuk mencari nafkah kami. Keluhannya. [Hidayat]