Akurat Mengabarkan - 21:53

BSKDN Kemendagri Bahas Strategi Implementasi Wastewater Based Epidemiology WBE untuk Penanganan Stunting dan Peningkatan Gizi Nasional di Indonesia Tahun 2025

BSKDN Kemendagri Bahas Strategi Implementasi Wastewater Based Epidemiology WBE untuk Penanganan Stunting dan Peningkatan Gizi Nasional di Indonesia Tahun 2025
Yusharto Huntoyungo, M.Pd. (Kepala BSKDN Kemendagri)  Akurat Mengabarkan
Penulis
|
Editor
Bagikan:

Jakarta, KBBAceh.news – Pusat Strategi Kebijakan Kewilayahan, Kependudukan, dan Pelayanan Publik BSKDN Kemendagri melaksanakan Forum Diskusi Aktual bertajuk “Strategi Implementasi Wastewater Based Epidemiology (WBE) untuk Penanganan Stunting dan Peningkatan Gizi Nasional di Indonesia”, acara ini diselenggarakan di Gedung Command Center BSKDN Kemendagri, Selasa 11/03/2025.

Kegiatan ini berlangsung di Gedung Command Center BSKDN Kemendagri dan menghadirkan pemangku kepentingan termasuk para akademisi serta perwakilan Lembaga International.

Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Yusharto Huntoyungo, M.Pd. dalam sambutannya mengatakan “Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sebesar 21,5% pada tahun 2023. Salah satu penyebab utamanya adalah sanitasi yang buruk dan tingginya paparan patogen di lingkungan yang berdampak pada kesehatan anak-anak”

“Metode WBE memungkinkan kita memantau kesehatan masyarakat melalui analisis air limbah, memungkinkan untuk mendeteksi berbagai patogen dan zat kimia yang berkaitan dengan infeksi yang dapat menyebabkan malnutrisi dan memperburuk kondisi stunting, Hasil studi JICA dan Yachiyo Engineering menunjukkan bahwa WBE mampu mendeteksi berbagai patogen yang berkaitan dengan potensi stunting dan dapat membantu pemerintah dalam mengidentifikasi daerah dengan risiko sanitasi buruk”, sebut Yusharto.

“BSKDN berharap bahwa WBE dapat menjadi langkah awal bagi penguatan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendekatan berbasis lingkungan”, tutup Yusharto Huntoyungo, M.Pd.

Sementara itu Ms. Kohigashi Kana, Director for International Negotiations, International Policy Division, Policy Bureau, Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism, Government of Japan mengatakan, tujuan utama dilakukannya program WBE adalah mengetahui apakah WBE dapat dilakukan di Indonesia serta implementasi ke depannya, sehingga sanitasi di Indonesia dapat berkembang lebih baik.

Ia mengatakan bahwa pada tahun 2021, Pemerintah Jepang telah melakukan program WBE di Bali. Selanjutnya, pada tahun 2022 proyek ini diperluas ke beberapa daerah di Indonesia melalui Yachiyo Engineering.

“Implementasi WBE membutuhkan dukungan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta pihak-pihak lainnya khususnya dalam segi penyediaan platform data yang besar, Kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang sangat dibutuhkan dalam rangka mensukseskan program WBE. Program ini diharapkan dapat terlaksana di seluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat meningkatkan sektor pelayanan publik di Indonesia”, ujarnya.

Dalam Forum ini hadir beberapa Narasumber/Pakar diantaranya Nopa Dwi Maulidiany, ST., MT., Ph.D, (Universitas Indonesia), Dr. Yenita Sandra Sari, (Universitas Kebangsaan RI), Rallya Telussa, B.Sc., MSPH, (FAO), Harimurti Nuradji, Ph.D., (BRIN), serta perwakilan JICA dan Yachiyo Enginering  Co., Ltd.

Pusat Strategi Kebijakan Kewilayahan, Kependudukan, dan Pelayanan Publik BSKDN Kemendagri TR. Fahsul Falah, S.Sos M.Si yang juga menjadi penutup acara, menegaskan bahwa forum ini bertujuan membangun strategi berbasis data untuk menangani stunting secara lebih efektif.

“Kami berharap implementasi WBE ini dapat menjadi langkah konkret dalam menurunkan angka stunting di Indonesia dengan pendekatan berbasis bukti”, imbuhnya

Berikut Rangkuman kegiatan

Bagikan:

Tinggalkan Komentar