Aceh Tenggara, KBBAceh.news – Buruknya kualitas pengerjaan proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang bersumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 menjadi sorotan kalangan LSM di Aceh Tenggara.
Jumlah paket proyek P3-TGAI yang tersebar di 15 kecamatan di kabupaten Aceh Tenggara itu sebanyak 194 paket, namun sayangnya hampir semua paket proyek P3-TGAI dari Kementerian PUPR itu dikerjakan asal-asalan dan terkesan hanya untuk meraup keuntungan secara pribadi maupun kelompok dan golongan tertentu hal inilah yang memantik respon dari sejumlah kalangan dan meminta secepatnya proyek yang sedang dikerjakan itu untuk dihentikan.
Sorotan tersebut disampaikan oleh ketua DPD LSM Pemantau Kinerja Aparatur Negara (PENJARA), Pajri Gegoh Selian kepada KBBAceh.news, ia menilai bahwa beberapa lokasi proyek P3-TGAI di Kecamatan Bambel, Lawe Sumur dan Badar memiliki kualitas yang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis pengerjaan yang tertuang dalam dokumen kontrak kerja.
“Karena sebagian fisik proyek itu tidak ada pondasi dasarnya dan langsung dilakukan cor semen oleh para pekerja, hal ini kami dapatkan dalam penelusuran di kecamatan tersebut,” ujarnya kepada KBBAceh.news, Kamis (22/6/2023).
Ia melanjutkan tak hanya itu, pemasangan batu, adukan semen dan pasir juga terlihat tidak sesuai takaran, sehingga hal ini dikhawatirkan mempengaruhi kualitas proyek tersebut dan dpat dipastikan jika proyek tersebut rampung maka tidak akan bertahan lama.
“Untuk itu kita minta kepada pihak Balai Wilayah Sungai Sumut I (BWS -I) untuk secepatnya bisa menghentikan proses pengerjaan proyek ini sementara, karena diduga pengerjaan proyek ini kualitas buruk,” jelas Gegoh Selian.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang berkembang, bahwa proyek ini disebut-sebut merupakan aspirasi anggota DPR RI daerah pemilihan legislatif (dapil) Aceh I partai PKB.
Terkait buruknya kualitas pengerjaan proyek P3-TGAI Satuan Kerja (Satker) Balai Wilayah Sungai Sumut I, Ayi saat dikonfirmasi melalui telepon seluler menerangkan bahwa terkait kualitas pengerjaan proyek tersebut, setiap paket pekerjaan diawasi pengawas yang sudah direkrut oleh pihak BWS -I.
” Jadi silahkan saja konfirmasi kepada pihak kelompok tani yang mengerjakan proyek tersebut,” jelasnya.
Menurut Ayi, semua dokumen gambar dan volume pekerjaan dari usulan kelompok tani, pihaknya juga akan menyarankan kepada petani supaya pengerjaan proyek tersebut harus sesuai dengan spesifikasi teknis.[Hidayat/red]