By Dr. Khairuddin MA
KBBAceh.News | Tapaktuan, – Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan seorang kawan lama di sebuah warung kopi. Obrolan kami ringan, tapi seperti biasa warung kopi memang tempat segala jenis teori kehidupan bermunculan, dari soal politik sampai soal pisang. Dan kali ini, topiknya… pisang karbit.
“Tau nggak, Din,” katanya sambil menyeruput kopi hitam tanpa gula, “pisang itu kalau matangnya karena karbit, rasanya beda. Manisnya dipaksa. Luarannya kuning mulus, dalamnya kadang masih keras atau bahkan mulai busuk.”
Saya tertawa, tapi kemudian terdiam. Ini bukan sekadar soal pisang. Ini soal hidup.
Kawan saya melanjutkan, “Durian karbit, mangga karbit, semua sama. Nggak enak. Sama kayak jabatan yang karbitan.”
Nah, ini dia. Dari buah langsung loncat ke birokrasi. Luar biasa!
“Jabatan karbitan itu, Din, jabatan yang dipaksakan. Bukan karena proses, tapi karena koneksi. Bukan karena kapabilitas, tapi karena kelicikan. Lihat saja hasilnya. Bingung ngatur, mudah panik, gampang tersinggung, dan paling jago bikin keributan.”
Saya manggut-manggut. Benar juga. Jabatan yang tidak melalui proses yang matang—yang tidak diawali dengan belajar dari bawah, merasakan pahit manisnya pengalaman, berkeringat dengan kerja nyata seringkali hanya menghasilkan pemimpin yang kaku di dalam dan mudah busuk di luar.
Seperti pisang karbit tadi. Tampak matang, tapi tidak bisa dinikmati.
Saya jadi berpikir, barangkali itulah mengapa sebagian instansi kadang riuh dengan drama, gaduh dengan intrik, dan sibuk dengan pencitraan. Karena ada terlalu banyak pisang karbit di dalamnya. Padahal, jabatan yang baik mestinya seperti pisang matang pohon—prosesnya alami, meski butuh waktu. Tapi begitu sampai di tangan, bisa dinikmati semua orang dengan manis yang utuh, tanpa kepalsuan.
Lalu saya pun membalas gurauan teman saya dengan gaya filsuf warung kopi, “Berarti kita harus belajar jadi tukang kebun ya. Supaya tahu mana buah yang matang karena waktu, mana yang karena gas.”
Kami tertawa bersama.
Tapi saya tahu, percakapan tadi bukan hanya lucu-lucuan. Ia menyimpan nasihat. Jangan buru-buru ingin jadi matang. Karena sesuatu yang tumbuh lewat proses akan bertahan lebih lama. Dan sesuatu yang matang karena karbit, cepat atau lambat akan menunjukkan kerusakannya.
Jadi kalau kamu ingin jadi pemimpin, jangan minta dikarbit. Tumbuhlah perlahan, tapi pasti. Karena jabatan yang baik bukan soal cepat naik, tapi soal kuat berdiri saat badai datang. (Red)