Pertamina Tak Lagi Diam: Sindiran Purbaya Dibalas dengan Fakta dan Aksi Nyata: Kami Tak Lagi Pemalas

Pertamina Tak Lagi Diam: Sindiran Purbaya Dibalas dengan Fakta dan Aksi Nyata: Kami Tak Lagi Pemalas
Direktur Transformasi & Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina Agung Wicaksono dalam acara Kompas CEO Connect Powered by PLN yang diadakan di Bentara Budaya Art Gallery, Menara Kompas, Jakarta, Kamis (16/10/2025).  Akurat Mengabarkan
Penulis
|
Editor
Bagikan:

KBBAceh.News | Jakarta – Ruang diskusi CEO Connect 2025 di Menara Kompas, Kamis (16/10/2025), mendadak menghangat ketika Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero), Agung Wicaksono, menanggapi sindiran tajam dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Suaranya terdengar tegas namun terkendali seolah ingin meluruskan anggapan publik bahwa Pertamina selama ini bermalas-malasan membangun kilang minyak baru.

Agung menyampaikan, tudingan itu tidak sepenuhnya benar. Pertamina, kata dia, saat ini sedang bekerja keras menuntaskan pembangunan kilang besar di Balikpapan dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang ditargetkan rampung pada November 2025 mendatang.

“Masing-masing kami punya tantangan, punya PR mulai dari transformasi mengubah wajah SPBU, sampai peningkatan produksi, membangun kilang yang katanya Pak Menkeu kami males-malesan.

Kalau males-malesan enggak mungkin panas-panasan bangun (kilang),” ungkap Agung dengan nada menegaskan.

Sindiran dari Purbaya, diakui Agung, justru menjadi pemacu semangat baru bagi perusahaan pelat merah itu untuk berbenah lebih cepat.

Ia tak menampik bahwa Pertamina pernah mengalami masa-masa sulit dan tertinggal dalam realisasi pembangunan kilang. Namun, ia menegaskan kini perusahaan sudah berubah arah dan mentalitas.

“Mungkin yang disampaikan itu masa lalu, tetapi masa sekarang Pertamina berubah.

Membangun kilang, tingkatkan produksi, dan mendorong energi terbarukan,” ujarnya.

Dalam paparannya, Agung menjelaskan bahwa Pertamina kini menjalankan strategi “Dual Growth”, yakni strategi dua jalur dalam menghadapi transisi energi: memperkuat bisnis migas yang ada, sekaligus mengembangkan sektor energi rendah karbon.

Kondisi saat ini memang tidak mudah. Produksi minyak nasional baru mencapai sekitar 600.000 barel per hari, jauh dari kebutuhan dalam negeri yang menembus 1,4 juta barel per hari.

Karena itu, peningkatan sektor hulu menjadi langkah krusial untuk menjaga ketahanan energi nasional.

Salah satu fokus utama Pertamina adalah menciptakan “kilang fleksibel”, yang mampu mengolah berbagai jenis minyak mentah, termasuk hasil produksi domestik.

Proyek RDMP Balikpapan menjadi simbol nyata dari transformasi tersebut.

“Ini menunjukkan bahwa dual growth strategy tadi bukan hanya omon-omon.

Sebelumnya, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, menyindir keras Pertamina yang dianggapnya tidak serius dalam proyek pembangunan kilang minyak.

“Jadi kilang itu bukan kita enggak bisa bikin atau enggak bisa proyeknya, cuma Pertaminanya malas-malesan saja,” ujar Purbaya, dikutip dari siaran TV Parlemen, Rabu (1/10/2025).

Sindiran itu muncul karena tingginya impor BBM yang terus menekan neraca perdagangan dan membebani APBN akibat besarnya subsidi bahan bakar.

Padahal, sejak 2018, Pertamina sempat berjanji akan membangun tujuh kilang baru dalam lima tahun, namun hingga kini tak satu pun proyek benar-benar rampung.

Kini, lewat tanggapan Agung, Pertamina ingin menunjukkan bahwa mereka tak lagi berdiam diri.

Proyek kilang Balikpapan menjadi simbol kebangkitan perusahaan untuk mengurangi ketergantungan impor, menekan subsidi, dan mendukung kemandirian energi nasional, sesuatu yang selama ini hanya menjadi wacana di atas kertas. (Red)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar

error: Jangan Suka Copy Punya Orang, Jadilah Manusia Yang Kreatif!!