Jangan Jadi Pisau yang Tajam ke Sesama, Tapi Tumpul ke Diri Sendiri

Jangan Jadi Pisau yang Tajam ke Sesama, Tapi Tumpul ke Diri Sendiri
  Akurat Mengabarkan
Penulis
|
Editor
Bagikan:

By Dr. Khairuddin, S.Ag,. MA

KBBAceh.News | Tapaktuan – Kita semua tahu bahwa tidak semua orang punya kekuatan untuk membantu. Ada yang tangannya terikat keadaan, ada yang hatinya masih penuh luka, atau ada juga yang sedang berjuang menyelamatkan dirinya sendiri dari jatuh. Tapi satu hal yang sering terlupa: meskipun tangan kita belum bisa membantu, setidaknya lidah kita jangan ikut menyakiti.

Seringkali kita terlalu cepat menilai orang lain. Kenapa dia tidak sedekah? Kenapa dia tidak menolong? Kenapa dia tidak peduli? Tapi pernahkah kita bertanya: “Apa aku sudah melakukan itu semua?” Menyadari bahwa diri ini juga belum sempurna adalah awal dari empati. Lidah yang terbiasa menilai, perlahan akan belajar menunduk—karena tahu, setiap orang sedang memikul beban yang berbeda.

Bayangkan setiap orang seperti gelas berisi air. Ada yang penuh, ada yang setengah, ada yang hampir kosong. Gelas yang penuh bisa menumpahkan kebaikan, bisa menyiram yang kering. Tapi gelas yang hampir kosong? Kadang mereka tidak bisa memberi, karena untuk bertahan saja mereka sedang berusaha keras.

Jadi, kalau kita melihat seseorang tidak membantu, jangan langsung menuduhnya tidak peduli. Bisa jadi dia sedang menyimpan air terakhir untuk dirinya sendiri. Dan tugas kita bukan mengeringkannya dengan sindiran, tapi kalau bisa—menambah isinya, meski hanya setetes kebaikan.

Dalam hidup sehari-hari, kita punya banyak kesempatan untuk memilih: diam atau berbicara. Saat melihat kekurangan orang lain, kita bisa memilih untuk memberi kritik yang membangun, atau memilih untuk diam demi menjaga harga dirinya. Kadang, diam bukan berarti setuju. Diam adalah bentuk kasih sayang yang tidak menyakitkan.

Kita bisa memilih menjadi pisau, yang tajam ke sesama, tapi tumpul ke diri sendiri. Atau kita bisa jadi angin, yang tidak selalu terlihat, tapi mampu menyejukkan. Kalau tangan belum bisa memberi, jangan biarkan lidah menjadi peluru. Kadang, menahan diri untuk tidak berkata buruk adalah bentuk bantuan paling besar yang bisa kita lakukan. (Red)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar

error: Jangan Suka Copy Punya Orang, Jadilah Manusia Yang Kreatif!!