Mengapa FIFA Tak Hukum Israel seperti Rusia padahal Terbukti Lakukan Genosida di Gaza?

Mengapa FIFA Tak Hukum Israel seperti Rusia padahal Terbukti Lakukan Genosida di Gaza?
  Akurat Mengabarkan
Penulis
|
Editor
Bagikan:

KBBAceh.News | Jakarta – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) tidak melarang Israel bertanding di turnamen resmi mereka, termasuk Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Padahal, sejumlah pihak telah menyerukan sanksi atas agresi ke Jalur Gaza. Komisi Penyelidik PBB pun telah menyatakan Israel sudah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

Setelah muncul laporan dari Komisi Penyidik PBB, Israel sempat bertanding melawan Norwegia pada 11 Oktober dan Italia pada 15 Oktober 2025.

Selain tim nasional, klub-klub asal Israel juga masih diizinkan tampil di berbagai kompetisi Eropa di bawah naungan UEFA.

Tak hanya sepak bola, berbagai ajang olahraga internasional lainnya pun masih memperbolehkan keikutsertaan atlet Israel.

Menanggapi seruan larangan terhadap Israel, Presiden FIFA Gianni Infantino menolak langkah tersebut dan menyebut situasinya sebagai “isu geopolitik”.

“Kami berkomitmen untuk menggunakan kekuatan sepak bola untuk menyatukan masyarakat di dunia yang terpecah belah,” ujar Infantino dalam pertemuan Dewan FIFA pada 2 Oktober 2025, dikutip dari BBC.

Menurut profesor sejarah di Universitas Georgetown Qatar, Abdullah Al-Arian, sikap FIFA terhadap Israel mencerminkan “impunitas total” yang telah dinikmati negara itu selama beberapa dekade.

“Badan-badan olahraga sering kali mencerminkan politik kekuasaan global. Mereka hanya mengikuti pola umum, di mana Israel tidak dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya.

Al-Arian menilai, standar ganda itu tak lepas dari campur tangan Amerika Serikat (AS), yang menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2026 bersama Meksiko dan Kanada.

Ia juga menyinggung hubungan erat antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden FIFA Gianni Infantino sebagai faktor yang memperkuat posisi Israel.

“FIFA berada di bawah tekanan besar selama dua tahun terakhir, namun setiap upaya menjatuhkan sanksi terhadap Israel selalu mendapat reaksi cepat dari AS,” jelasnya.

“Amerika bahkan mengeluarkan ancaman kepada badan-badan olahraga jika mereka berani melanjutkan langkah itu,” tambahnya.

Gelombang seruan sanksi terhadap Israel

Seruan untuk menangguhkan Israel datang dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat pemerintahan hingga tokoh sepak bola dunia.

Menteri Olahraga Spanyol, Pilar Alegria, menyebut Israel seharusnya mendapat perlakuan yang sama seperti Rusia.

“(Israel) telah membunuh lebih dari 60.000 orang, termasuk anak-anak. Sulit memahami mengapa ada standar ganda. Dunia olahraga seharusnya bersikap sama tegasnya seperti terhadap Rusia,” ujarnya bulan lalu.

Sementara itu, mantan kapten timnas Perancis dan Manchester United, Eric Cantona, juga menyerukan agar FIFA dan UEFA menangguhkan partisipasi Israel.

“FIFA dan UEFA harus menangguhkan pertandingan melawan Israel. Klub-klub di mana pun harus menolak bermain melawan tim Israel,” katanya saat acara penggalangan dana untuk Palestina di London beberapa waktu lalu.

Tak hanya tokoh publik, ratusan ribu penggemar sepak bola dan kelompok pro-Palestina di berbagai penjuru dunia juga terus menyerukan aksi boikot terhadap tim Israel.

Mereka beraksi mulai dari membentangkan spanduk, aksi diam, hingga invasi lapangan di berbagai stadion. (Sumber, Kompas.com)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar

error: Jangan Suka Copy Punya Orang, Jadilah Manusia Yang Kreatif!!