KBBAceh.News | Banda Aceh – Tidak semua orang mampu menanggung beratnya kata sukses.
Bagi sebagian orang, keberhasilan adalah bunga yang mekar di taman perjuangan. Wangi dan indah, karena tumbuh dari tanah air mata dan disirami oleh keringat keikhlasan. Ia menikmati hasil jerih payahnya dengan hati yang tunduk, dan menjadikan capaian itu sebagai jalan baru untuk memberi manfaat kepada sesama.
Namun, bagi sebagian yang lain, sukses justru berubah menjadi duri dalam taman yang sama. Ketika jabatan diartikan sebagai kekuasaan, bukan amanah; ketika ilmu dijadikan alat pembenaran diri, bukan cahaya untuk menerangi orang lain — di situlah keberhasilan berubah rupa menjadi beban, bahkan musibah.
Sukses sejatinya bukan tentang tinggi pangkat atau banyaknya gelar. Ia adalah tentang bagaimana seseorang tetap rendah hati di tengah pujian, tetap kuat di tengah ujian, dan tetap sadar bahwa di atas segala pencapaian manusia, ada kehendak Tuhan yang menentukan segalanya.
Bayangkan seseorang yang naik ke puncak gunung dengan membawa terlalu banyak beban di punggungnya. Pemandangannya indah, udaranya segar, tapi langkahnya terseok karena terlalu berat. Begitulah orang yang berhasil tapi kehilangan arah; puncak yang didaki bukan lagi tempat bersyukur, melainkan panggung untuk membanggakan diri.
Sukses bukan untuk dibanggakan, tetapi untuk diuji. Karena di balik setiap jabatan ada hisab, dan di balik setiap ilmu ada tanggung jawab. Maka bersyukurlah saat Tuhan memberimu ruang untuk berbuat lebih, tapi berhati-hatilah — sebab tidak semua yang tampak sebagai anugerah, benar-benar menjadi berkah. (By Dr. Khairuddin, S.Ag,. MA)