Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa diabaikan. Sama halnya dengan makan dan minum, istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Namun, masih banyak orang yang mengabaikan kualitas dan durasi tidur sehingga berdampak pada produktivitas maupun kesehatan jangka panjang.
Para ahli kesehatan menyebutkan bahwa kebutuhan tidur berbeda-beda tergantung pada usia. Bayi dan balita, misalnya, membutuhkan waktu tidur lebih panjang, yakni antara 11 hingga 16 jam per hari. Anak-anak usia sekolah idealnya tidur 9 sampai 12 jam, sementara remaja dianjurkan untuk beristirahat selama 8 hingga 10 jam setiap malam.
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa diabaikan. Sama halnya dengan makan dan minum, istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Namun, masih banyak orang yang mengabaikan kualitas dan durasi tidur sehingga berdampak pada produktivitas maupun kesehatan jangka panjang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan kebutuhan tidur sesuai usia. Bayi dan balita membutuhkan waktu tidur lebih panjang, yakni antara 11 hingga 16 jam per hari. Anak-anak usia sekolah idealnya tidur 9 sampai 12 jam, sementara remaja dianjurkan untuk beristirahat selama 8 hingga 10 jam setiap malam.
Untuk orang dewasa, rekomendasi jam tidur yang ideal adalah 7 hingga 9 jam per malam. Sementara itu, lansia berusia 65 tahun ke atas cukup tidur 7 sampai 8 jam sehari. Durasi ini dianggap sebagai waktu optimal agar tubuh dapat memperbaiki sel-sel yang rusak, meningkatkan fungsi otak, serta menjaga keseimbangan hormon.
“Tidur yang cukup memiliki banyak manfaat, mulai dari menjaga daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi, memperbaiki suasana hati, hingga mengurangi risiko penyakit kronis seperti jantung, diabetes, obesitas, bahkan gangguan mental,” ungkap seorang praktisi kesehatan, mengutip pedoman WHO.
Sebaliknya, kebiasaan tidur yang kurang dari rekomendasi bisa menimbulkan berbagai masalah. Mulai dari kelelahan, stres, menurunnya sistem kekebalan tubuh, hingga gangguan kognitif seperti sulit fokus dan mudah lupa. Bahkan, dalam jangka panjang, kurang tidur dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja maupun lalu lintas.
Kementerian Kesehatan RI juga menegaskan bahwa kurang tidur berhubungan erat dengan meningkatnya risiko hipertensi, stroke, hingga penyakit degeneratif.
Para ahli mengingatkan bahwa tidur terlalu lama juga tidak baik untuk kesehatan. Tidur berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh, memicu obesitas, serta meningkatkan risiko penyakit tertentu.
Untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik, WHO dan Kemenkes RI menganjurkan masyarakat menjaga pola tidur secara teratur, mengurangi konsumsi kafein pada malam hari, serta membatasi penggunaan gadget sebelum tidur. Dengan pola hidup yang seimbang, tidur dapat menjadi salah satu kunci menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan kualitas hidup. (Red)