KBBAceh.News | Aceh Tenggara, – Dinas Pertanian Aceh Tenggara (Agara) Provinsi Aceh kedepan berencana akan menjalankan program budidaya komoditi kakao secara berkelanjutan Agricultural Practices (GAB). Sebab kabupaten Aceh Tenggara merupakan salah satu daerah penghasil terbesar biji kakao. Sehingga program budidaya komoditi kakao berkelanjutan sangat penting untuk dipertahankan. Hal tersebut diutarakan Kepala Dinas Pertanian setempat, Riskan SP kepada peserta Sekolah Lapangan (SL) komoditi kakao kemarin.
Katanya, SL ini juga tidak terlepas untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan para petani dalam menerapkan praktik budidaya kakao yang berkelanjutan dan produktif hasilnya kedepan.
Kegiatan sekolah lapangan ini bertemakan, “Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Menuju Budidaya Kakao Berkelanjutan di Aceh Tenggara”.
Wilayah Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, sangat subur pertumbuhan komoditi kakao sehingga memiliki potensi besar dalam sektor perkebunan kakao, dimana kakao merupakan salah satu komoditi unggulan yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal kita untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Kepala Dinas Pertanian, Riskan SP, kepada kbbnews.aceh menjelaskan, komoditi kakao merupakan komoditi unggulan didaerah sepakat segenap ini, yang sangat berkontribusi signifikan sebagai penghasil terbesar perekonomian lokal daerah ini.
Program Sekolah Lapangan ini sangat penting dilakukan, karena masih banyak petani kakao kita yang menghadapi berbagai masalah dalam merawat kakao, diantaranya serangan hama atau Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), yang sangat mempengaruhi hasilnya, biaya produksi yang kadang tidak seimbang, dan penerapan Teknik budidaya yang belum optimal.
Tentu dengan adanya Sekolah Lapangan ini sangat membantu petani kakao kita. Sehingga pemerintah daerah melalui dinas pertanian harus berkontribusi dan berkomitmen untuk meningkatkan ilmu pengetahuan petani kakao khususnya.
Melalui Dinas Pertanian untuk secara aktif meningkatkan kapasitas dan keterampilan para petani dalam menerapkan praktik budidaya kakao yang berkelanjutan dan produktif. Metode sekolah lapang (SL) yang mengutamakan praktik langsung di kebun dan proses belajar (learning by doing) diharapkan dapat membuat petani lebih terampil dan menjadi manajer di kebunnya masing-masing.
Sehingga Kadis Pertanian Riskan SP, sangat berharap kepada seluruh peserta yang mengikuti sekolah lapangan ini untuk serius mengikuti pelatihan ini, karena manfaatnya cukup penting kepada petani kakao.
“Melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP), kita akan belajar bersama mengenai yaitu, teknik budidaya yang efektif, termasuk pemangkasan dan manajemen pohon penaung,
pengendalian hama terpadu (PHT) untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, peningkatan mutu hasil panen dan pascapanen yang sesuai standar keamanan pangan, sehingga produk biji kakao kita lebih berdaya saing di pasar global,” paparnya.
Dijelaskan bahwa Sekolah Lapang ini dilaksanakan di 32 lokasi di Kabupaten Aceh Tenggara, Di mana setiap lokasi terdiri dari 35 peserta. Pelaksanaan ini akan dilaksanakan selama 5 hari di setiap lokasi. Sekolah Lapang ini dilaksanakan dengan 2 gelombang, gelombang pertama terdiri dari 18 lokasi kegiatan yang dimulai pada hari Senin tanggal 15 s/d 19 Desember 2025, gelombang kedua terdiri dari 14 lokasi yang akan dilaksanakan tanggal 22 s/d 25 Desember 2025.
Sebab narasumber pada kegiatan SL ini terdiri dari Perhiptani, FKA, Akademisi, serta lembaga swasta yang bergerak dibidang perkakaoan yang ada di Aceh Tenggara. “Materi yang akan disampaikan oleh Narasumber pada kegiatan Sekolah Lapang (SL) ini terdiri dari : (1) Agroforestri, (2) Regen dan Good Agricultural Practices (GAP) serta Pascapanen. Tujuan akhir dari kegiatan ini bukan hanya sekadar meningkatkan produksi, melainkan juga memastikan keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh petani,” papar Riskan SP, mengakhiri [Hidayat]